Arah Pengembangan Kelompok

|

Upaya-upaya pendampingan yang diarahkan kepada pembangunan kelompok mandiri sekurang-kurangnya terfokus kepada 2 hal penting.

Penguatan ke dalam Kelompok
Pertama, berorientasi kepada peningkatan pendapatan anggota dan kelompok. Dalam rangka ini perlu diupayakan terus-menerus pemahaman dan peningkatan kapasitas pengelolaan anggaran kelompok dan anggaran rumah tangga bagi anggota. Kapasitas ini terutama dalam hal pembentukan cadangan atau tabungan yang efektif, pemupukan modal swadaya dan pengembangan usaha-usaha produksi dan pemasaran.

Kedua, penguatan organisasi kelompok. Hal ini ditandai oleh pertemuan yang teratur, rutin dan berkelanjutan. Sistem administrasi keuangan tertib dan transparan. Pemilihan pengurus dipilih dari dan oleh anggota, secara teratur melakukan program pendidikan anggota. Perencanaan program kelompok, pelaksanaan, dan evaluasinya dilakukan secara partisipatif.


Ketiga, penguatan nilai-nilai dalam kelompok. Terutama menanamkan sikap keterbukaan di kalangan anggota terhadap hal-hal seperti peluang kerjasama dan teknologi-teknologi baru untuk mencapai skala usaha yang lebih besar. Selain itu juga menanamkan prinsip demokrasi dan partisipasi dalam kelompok, serta kesetaraan jender (laki-laki dan perempuan).

Penguatan ke tingkat Komunitas
Pertama, penguatan kepemimpinan alternatif. Selama proses pendampingan kelompok diharapkan muncul personil-personil yang mampu menjadi alternatif kepemimpinan lokal (kepemimpinan informal). Mengapa disebut kepemimpinan alternatif? Karena di desa telah ada kepemimpinan formal (pemerintah desa) dan informal (tokoh agama, adat, ketokohan). Kepemimpinan alternatif ini diharapkan bisa muncul karena kualitas dan kemampuannya, serta kepeduliannya kepada persoalan dan masa depan masyarakat.

Kedua, pengembangan kader-kader dan agen perubahan masyarakat. Kelompok, kepemimpinan kelompok, dan kader-kadernya yang kuat diharapkan menjadi agen perubahan di komunitasnya. Mereka menjadi kelompok dan personil-personil yang aktif, kritis, dan berpengaruh di komunitasnya sehingga berkembang dinamika baru. Kelompok-kelompok ini – termasuk individu-individu yang menjadi anggotanya – menjadi simpul komunikasi di dalam dan keluar komunitasnya. Pengaruh yang diharapkan dari kelompok dan anggota-anggota kelompok adalah suatu penguatan kerjasama, jaringan komunikasi dan pembelajaran yang lebih terbuka dan partisipatif.

Ketiga, mendorong transformasi sosial dengan adanya penguatan organisasi, kepemimpinan lokal alternatif dan berkembangnya dinamika di masyarakat. Ini diharapkan terjadi karena kepemimpinan alternatif (demokratis, partisipatif, terbuka) menjadi pilihan baru ketimbang kepemimpinan tradisional (paternalistik, feodal). Model komunikasi pembangunan konvensional (penyuluhan, penerangan) diperkaya/digantikan dengan model komunikasi dialogis (musyawarah, lokakarya desa, forum warga, diskusi, dan sebagainya).



Proses Pembentukan dan Perkembangan Kelompok

Identifikasi kebutuhan
Masyarakat akan tertarik untuk mengembangkan suatu kelompok apabila dirasakan ada kepentingan dan kebutuhan yang sama. Kelompok sasaran harus diyakinkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan tersebut lebih mudah dicapai dengan cara berkelompok daripada dilakukan sendiri. Jadi kepentingan dan kebutuhan yang sama dapat menjadi pengikat dan menjadi sebab terbentuknya kelompok. Untuk itulah mengapa identifikasi kebutuhan merupakan langkah pertama yang sangat penting kalau kita mau mengembangkan kelompok.
Identifikasi kebutuhan sebaiknya dilakukan secara partisipatif, artinya kelompok sasaran diajak serta untuk merumuskan dan menilai kebutuhannya, supaya mereka mengetahui alasan pembentukan kelompok dan mereka sendiri yang mengambil keputusan dibentuk tidaknya kelompok.

Musyawarah Pembentukan Kelompok
Hasil identifikasi kebutuhan dibahas dalam pertemuan yang diadakan khusus untuk membahas pembentukan kelompok. Dalam pertemuan ini dihadirkan pihak-pihak yang berkepentingan dimana sebaiknya setiap pihak harus terwakili. Dalam pertemuan ini diharapkan dihasilkan suatu kesepakatan untuk membentuk kelompok. Apabila kesepakatan telah dicapai, biasanya pembahasan dilanjutkan untuk merumuskan tujuan kelompok secara lebih mendalam.

Perencanaan Kegiatan
Tahap selanjutnya adalah perancanaan kegiatan yang didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Dalam perencanaan kegiatan bisa dikembangkan kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan, cara/metode pelaksanaan, sumberdaya yang dapat dipergunakan serta waktu pelaksanaannya. Pada tahap ini akan berkembang suatu sistem di dalam kelompok yang berdasarkan kepada tugas dan fungsi masing – masing anggota. Biasanya pembagian tugas tersebut dilakukan berdasarkan kecakapan dan keterampilan masing-masing anggota.

Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan berpatokan pada hasil perencanaan sebelumnya. Masing-masing anggota melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang telah disepakati bersama. Berkas perencanaan yang telah dikembangkan, dijadikan alat monitoring bersama, dimana anggota kelompok dapat mengetahui langkah – langkah kegiatan yang harus dilakukan pada suatu waktu.

Pemantauan dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan kegiatan tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kebutuhan masing – masing anggota juga akan semakin berkembang. Untuk itu perlu diadakan pemantauan secara berkala untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak; serta untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan. Hasil pemantauan dibahas dalam evaluasi yang waktunya disepakati oleh semua anggota kelompok. Dari hasil pemantauan dan evaluasi ini bisa dipakai sebagai acuan untuk perencanaan selanjutnya. Biasanya lambat laun akan berkembang tujuan-tujuan tambahan. Apabila tujuan ini tidak menyimpang dari tujuan utama kelompok maka biasanya tujuan tersebut dapat memperkokoh kehidupan kelompok.



Dinamika Kelompok

Di dalam kelompok para anggota akan berhubungan/berinteraksi antara anggota yang satu dengan yang lainnya. Dinamika kelompok yang dapat menyebabkan persatuan atau perpecahan kelompok, tergantung bagaimana bentuk interaksinya.

Faktor yang Bisa Menyatukan Kelompok
Kerjasama. Biasanya kerjasama akan terjadi apabila para anggota kelompok memiliki kesamaan pandangan, kesamaan kepentingan, kesamaan kebutuhan dan masalah, dan kesamaan tujuan. Kerjasama juga bisa terjadi akibat tekanan dari luar kelompok, misalnya : merasa terancam oleh seseorang atau kelompok lainnya, menghadapi perlombaan dan sebagainya.

Apabila para anggota kelompok berusaha menghilangkan batas – batas yang membedakan di antara mereka dan berusaha untuk menyamakan sikap – sikap untuk mencapai suatu kesatuan.

Faktor yang Bisa Memecahbelah Kelompok :
Persaingan yang tidak sehat. Biasanya jika anggota kelompok ingin memenangkan persaingan dengan cara yang tidak sehat, meskipun tidak menggunakan kekerasan maupun ancaman, maka anggota kelompok tersebut berupaya agar dirinya selalu memperoleh kesempatan lebih dulu. Kecenderungan anggota kelompok ini biasanya mengarah pada hal – hal dominasi. Misal anggota kelompok berusaha untuk menarik perhatian Ketua RW, supaya dianggap lebih penting dan diperhatikan dibandingkan dengan anggota lainnya.

Konflik yang meruncing, yaitu pertentangan antar dua pihak atau lebih, yang telah mengarah pada pertikaian. Seseorang atau sebagian orang bisa saja ingin mencapai keinginan demi kepentingannya sendiri dengan cara mengancam pihak lain melalui kekerasan atau ancaman usaha untuk memaksakan kehendak anggota kepada anggota lainnya merupakan sumber konflik yang meruncing dalam kelompok.

Kontravensi yaitu merupakan transisi/peralihan dari persaingan yang tidak sehat menuju konflik yang meruncing. Misal : penolakan berupa protes, menyangkal pernyataan anggota lain, mencerca, menghasut, memfitnah.

Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok
Kelompok yang dinamis adalah kelompok dimana hubungan di antara anggotanya menumbuhkan persatuan dan kerjasama. Faktor yang mempengaruhi kedinamisan kelompok meliputi tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi dan tugas, pembinaan, suasana, tekanan, kesatuan dan efektivitas kelompok.


Tujuan Kelompok


Apakah tujuan kelompok searah, netral atau bertentangan dengan tujuan masing – masing anggotanya?. Tujuan yang bertentangan sangat tidak diharapkan dan dapat menimbulkan masalah dalam kelompok. Kejelasan tujuan juga berpengaruh terhadap kedinamisan suatu kelompok. Tujuan yang tidak jelas sering menimbulkan tidak dinamisnya suatu kelompok.


Struktur Kelompok

Yakni bagaimana kelompok mengatur dirinya sendiri berdasarkan peran dan tugasnya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

1. Apakah pengambilan keputusan berpusat di satu atau beberapa orang ataukah keputusan diambil secara musyawarah dengan melibatkan semua anggota kelompok
2. Bagaimana pembagian tugas dan tanggungjawab di antara anggota kelompok.
3. Bersamaan dengan terjadinya struktur dalam kelompok maka akan terjadi norma – norma kelompok.

Norma kelompok yaitu cara – cara tingkah laku yang diharapkan dari semua anggota kelompok. Norma kelompok memberi pedoman mengenai tingkah laku mana yang dapat diterima oleh kelompok dan mana yang tidak .

Fungsi Tugas

Yakni apa yang seharusnya dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan.

1. Anggota kelompok sebaliknya selalu mendapatkan informasi baru agar bisa meningkatkan metode dan keterampilan baru untuk mencapai tujuannya.
2. Adanya koordinasi yang baik sehingga dapat dicegah adanya kesimpangsiuran.
3. Komunikasi yang baik harus selalu dijaga.
4. Kelompok, terutama pengurus dapat menjelaskan hal-hal tertentu kepada anggotanya, jika anggota menghadapi situasi yang membingungkan.

Pembinaan Kelompok

Yaitu suatu usaha untuk menjaga kehidupan kelompok
1. Mengusahakan adanya kegiatan yang melibatkan seluruh anggota kelompok.
2. Menyediakan fasilitas yang diperlukan
3. Melakukan koordinasi, pemantauan dan menjaga lancarnya suasana komunikasi
4. Diusahakan agar para anggota merasa betah dan merasa memiliki agar mereka tidak meninggalkan kehidupan kelompok.

Kesatuan Kelompok

Yakni adanya rasa keterikatan yang kuat di antara para anggota terhadap kelompok. Tingkat rasa keterikatan yang berbeda – beda menyebabkan adanya tingkat kesatuan kelompok yang berbeda pula.

Kesatuan kelompok ditentukan oleh :
1. Perasaan memiliki. Masing – masing anggota kelompok harus saling menghargai sehingga akan terlihat bahwa kelompok itu adalah milik bersama, bukan orang tertentu saja.
2. Jika tujuan kelompok sangat berarti bagi anggota, maka anggota kelompok akan memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan kelompok

Perasaan memiliki tumbuh apabila anggota sadar bahwa ia berharga sebagai anggota kelompok dan ia diterima dan didukung anggota kelompokm lainnya.
Perasaan berharga dan perasaan memiliki akan membuat ia menyumbangkan pikiran, tenaga maupun materi untuk kemajuan kelompoknya.

Suasana Kelompok

Yakni keadaan, sikap dan perasaan – perasaan yang umum terdapat dalam kehidupan kelompok. Keadaan ini dapat dilihat dari sikap setiap anggota kelompok , apakah mereka bersemangat atau acuh tak acuh terhadap kondisi dan perkembangan kelompok.

Suasana kelompok dipengaruhi oleh :
1. Hubungan antar para anggotanya, apakah rukun bersahabat atau sebaliknya.
2. Kebebasan anggota untuk berpartisipasi. Kebebasan sampai batas – batas tertentu sangat diperlukan dalam mendinamiskan kelompok.
3. Lingkungan fisik yang menunjang kehidupan kelompok


Tekanan Kelompok

Yakni segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam kelompok. Adanya ketegangan perlu menumbuhkan kedinamisan kelompok, tetapi harus diingat tegangan yang terlampau tinggi akan dapat mematikan kedinamisan kelompok. Tekanan dapat berasal dari dalam maupun dari luar kelompok.

Faktor yang mempengaruhi ketegangan :
1. Tuntutan atau keinginan anggota
2. Sistem penghargaan dan hukuman dalam kelompok
3. Tuntutan dan harapan dari pihak luar yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan dan kebanggaan kelompok.

Effektivitas Kelompok

Kelompok yang efektif akan meningkatan atau mempertahankan kedinamisan kelompok, sebaliknya kelompok yang dinamis akan meningkatkan efektivitas kelompok. Efektivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuannya, semangat dan sikap para anggotanya (misal merasa bangga dan bahagia apabila bersatu dengan kelompok), dan kepuasan anggota karena tujuan pribadinya berhasil dicapai dalam kelompok.

Kelompok yang mempunyai ikatan yang kokoh akan menumbuhkan perasaan saling menghargai dan sikap tolong menolong di antara anggotanya. Dengan tumbuhnya keadaan tersebut akan menimbulkan kesetiakawanan (solidaritas) antara anggota kelompok.

Solidaritas yang tinggi di kelompok tergantung pada tingkat kepercayaan anggota – anggotanya terhadap kemampuan teman – temannya dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Keperrcayaan tersebut biasanya didasarkan pada pengalaman – pengalaman kelompok dalam mengahdapi dan memecahkan masalah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 republik - 33 | Template Blue by Cak Brodien's Pengunjung hari ini Counter Powered by  RedCounter Powered by  MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net