PEMETAAN SWADAYA (PS)

|

Berbagai program penanggulangan kemiskinan yang pernah ada sering berupaya untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Sayangnya, sebagian besar pelaksanaannya terjebak dengan pendekatan formalitas partisipasi, dimana rancangan dan proses kegiatan yang dikembangkan di masyarakat lebih banyak direncanakan serta diarahkan pihak luar atau setidak-tidaknya lebih didominasi oleh elite-elite masyarakat setempat, sehingga hasil yang diharapkan adanya proses pembelajaran bagi masyarakat dan hasil yang diperoleh berupa permasalahan dan potensi masyarakat secara murni seringkali tidak muncul ke permukaan.

Pada pelaksanaan PNPM MP dikembangkan pendekatan yang lebih memungkinkan masyarakat dapat dilibatkan secara berarti dalam pembelajaran kajian tentang masalah dan potensi melalui suatu pendekatan partisipatif yang dinamakan Pemetaan Swadaya. Fokus utama dari pendekatan partisipatif Pemetaan Swadaya ini adalah masyarakat belajar mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang dimilikinya secara bersama, dengan demikian hasil dari Pemetaan Swadaya ini masyarakat dapat melihat gambaran kondisi permasalahan dan potensi kelurahan/desanya secara keseluruhan.

SUBSTANSI PESAN PEMETAAN SWADAYA

Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi dan potensi yang dimilliki sehingga hasil dari identifikasi masalah, masyarakat dapat menentukan sendiri kebutuhan nyata (riil) untuk menanggulangi berbagai persoalan tersebut utamanya kemiskinan, dengan berbasis pada kekayaan informasi kualitatif yang bersifat lokal.
Pemetaan Swadaya sebagai pembelajaran dalam menggali persoalan, potensi dan kebutuhan masyarakat, memiliki beberapa substansi pesan yang penting diketahui sebagai berikut :
a. Masyarakat belajar memahami masalah-masalah kemiskinan dan potensi, baik sumberdaya manusia maupun kemampuan ekonomis, serta kemungkinan perkembangannya secara utuh (Social Mapping);
b. Masyarakat belajar menyusun gambaran kondisi masyarakat dan wilayahnya saat ini serta gambaran yang diharapkan;
c. Masyarakat belajar melihat peluang untuk dapat menggali potensi dari masyarakat sendiri dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan dan kemiskinan dalam kelurahan/desa-nya;
d. Masyarakat belajar untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya daripada tergantung pada bantuan atau sumber daya dari luar;

TUJUAN PEMETAAN SWADAYA

Adapun tujuan dari proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran Pemetaan Swadaya ini adalah :
a. Mendorong masyarakat dalam membangun kebersamaan diantara mereka
b. Meningkatkan kesadaran kritis masyarakat akan kondisi dan persoalan yang mereka hadapi;
c. Meningkatkan kesadaran kritis masyarakat dalam melakukan proses identifikasi masalah, potensi dan peluang serta tantangan dan hambatan di dalam lingkungannya;
d. Mendorong kesadaran kritis masyarakat bahwa penyelesaian persoalan kemiskinan harus mengintegrasikan potensi semua pihak dan bertumpu pada potensi diri daripada tergantung pada bantuan luar;
e. Pembelajaran prinsip dan nilai P2KP oleh masyarakat pada pelaksanaan kegiatan pemetaan masalah kemiskinan dan potensi sumber masyarakat;
f. Menumbuhkan rasa tanggung jawab individu dan masyarakat untuk menyadari tanggung jawab dirinya dalam konteks permasalahan riil yang terjadi di wilayahnya;
g. Meningkatkan kepedulian dan kerelawanan atas kesadaran kritis terhadap kondisi riil di wilayahnya.


PENANGGUNGJAWAB DAN PELAKSANAAN

1. Penanggungjawab kegiatan Pemetaan Swadaya adalah relawan yang tergabung dalam Tim Pemandu pemetaan swadaya, yang difasilitasi oleh Tim Fasilitator PNPM MP
2. Siklus Pemetaan Swadaya merupakan bagian dari pembelajaran dalam siklus PNPM MP, yang pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat setelah proses kegiatan siklus FGD Refleksi Kemiskinan.

KELUARAN

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Pemetaan Swadaya (PS) adalah masyarakat mampu mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada disetiap kelurahan/desa, dengan demikian hasil dari Pemetaan Swadaya ini masyarakat dapat melihat gambaran kondisi permasalahan dan potensi kelurahan/desanya secara keseluruhan. Secara detail hasil yang diharapkan tersebut dapat dicermati dari beberapa indikasi sebagaiberikut berikut :
1. Terjadinya kesadaran kritis masyarakat terhadap permasalahan dan kemampuan untuk menanggulangi masalah bersama;
2. Terjadinya kesadaran terhadap kebutuhan adanya kelembagaan yang representative;
3. Terjadinya kesadaran terhadap kriteria kepemimpinan masyarakat yang lebih benar;
4. Tumbuhnya partisipasi masyarakat secara murni, kepedulian sosial, serta potensi swadaya.
Pengukuran terhadap hasil yang diharapkan sebagaimana indikasi-indikasi di atas dilakukan melalui mekanisme evaluasi partisipatif yang dilakukan oleh Tim Pemetaan Swadaya yang berperan sebagai pengamat proses maupun KMW dengan menggunakan instrumen pada LP-01 s/d LP-04. (lampiran 6)

INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Terbentuknya Tim Pemandu Pemetaan Swadaya yang terdiri dari Tim Pemandu RK dan Relawan yang mendaftarkan diri ketika sosialisasi RT
2. Sosialisasi Pemetaan Swadaya minimal dihadiri 2 % warga dewasa RT (asumsi penduduk dewasa RT 4 X 40 KK = 160 orang X 2 % = 3 sampai dengan 4 orang peserta sosialisasi PS)
3. Secara keseluruhan di tingakat kelurahan Warga miskin yang hadir mengikuti sosialisasi PS minimal 25 % .
4. Sekurang-kurangnya 30 % warga perempuan dewasa hadir dan aktif mengikuti sosialisasi Pemetaan Swadaya (jumlah komulatif dari seluruh sosialisasi RT)


1 Comentário:

gugun mengatakan...

Wah prosesnya puanjang bangetz ya mbak kris....

Posting Komentar

 

©2009 republik - 33 | Template Blue by Cak Brodien's Pengunjung hari ini Counter Powered by  RedCounter Powered by  MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net